Minggu, 12 Januari 2014

Mabit Pertamaku

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
-----------------------------------------

Semarang, 20-21 Desember 2013
Mabit (malam bina iman & taqwa) ini adalah pertama bagiku. Seharusnya kami kumpul ba'da ashar di masjid kampusku. Namun karena ada satu kewajiban yang harus aku lakukan (ngelesi muridku sayang). Finally aku berangkat ke tkp jam 5, lokasi mabit ada di Semarang Indah. Kuterjang hujan yang mengguyur semarang sore itu demi kamu *eaaa apaan sih.. Dengan berbekal sms ancer-ancer dari Anin, aku telusuri jalan semarang indah sepanjang banjir kanal. Aku cari-cari mana indom*rtnya tapi ga ketemu-ketemu, akhirnya aku pilih salah satu gang yang disitu ada tulisan blok D. Aku telpon deh mbak Mulia untuk memastikan, akhirnya aku keluar gang itu mencari palang hijau yang dimaksud mbak Mul. Karena keterbatasan penglihatanku & kondisi jalan yang hujan, mendung sehingga aku tersesat again. Untung mbak Mulia waktu ke indom*rt lihat tulisan blok D, langsung deh aku kembali ke gang pertama yang ku masuki tadi.
Sesampainya di tkp, yang lain lagi pada tilawah. Capcus deh aku milih kamar yang bakal aku tempatin buat tidur. Si ipih alias Tika (salah satu sahabatku, temen seliqoan jg) ngajak aku ke kamar yg ada AC+TV nya, lumayan dapet VIP. Hihi.. Rumah tempat aku mabit adalah rumah produksi roti salah satu murrobi di kampusku. Buru-buru deh aku bersihin kaki trus sholat. Selesai sholat, pemateri pertama datang. Pemateri pertama ini adalah yang punya rumah, umi Mila. Berikut ringkasan materi yang disampaikan (maaf ya kalau ga beraturan, hehe)
*-*
"Belum beriman seseorang kalau belum mencintai saudaranya seperti dirinya sendiri"
QS. Al Kahf : 110 -> jika kita ingin berjumpa dgn Allah, maka beramal shaleh ...
Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan)
Ketika ada orang yang memberi saran, maka bersyukurlah. Itu merupakan suatu nikmat, karena ketika kita salah masih ada orang yang mau mengingatkan kita.
Bentuk syukur kepada Allah adalah kuliah sungguh2, tidak malas! *teguran untuk diri sendiri
Supaya kita tidak menjadi minoritaa -> "Tegakan Islam di dalam dirimu, maka Islam akan tegak di bumi."
Tanda2 Islam akan bangkit, salah satunya adalah tidak tidur setelah subuh.

Dakwah Kampus:
*Objek : mahasiswa, dosen, karyawan.
*Manhaj/cara : ikuti cara Rosulullah (dgn kekuatan akhlak)
Dakwah itu butuh kreativitas.
Masing2 dari kita mencari orang yang akan melanjutkab estafet dakwah kita ketika kita sudah "pensiun" dari organisasi kampus.
*Marhalah/tingkatan dakwah : Rohis, mulai masuk lini2 kampus, dakwah akademis ke dosen.
Perlu diingat & diperhatikan buat kita para ADK, yg kita transfer/wariskan ke generasi penerus estafet dakwah kita bukanlah hanya RKT/proker saja. Namun lebih dari itu, yaitu MIMPI. Bagaimana & mau dibawa kemana LDK kita kedepan.
*-*
Setelah materi, kami diberi kertas kosong & diberi 2 pertanyaan. Pertanyaan pertama, "siapa orang yg antum cintai di tarbiyah ini?" Pertanyaan ke-2, "Apa impian antum untuk BAI kedepannya?". Kemudian semua kertas dikumpulkan dan dikoreksi sama murobbi2 yang lain untuk mencocokan mimpi-mimpi kami untuk LDK, serta kandidat yang paling dicintai.
Di urutan pertama ada Ukh. Desty, beliau adalah ketua annisa BAI. Beliau orangnya kalem, penyabar, ramah, akhwat sejati deh.
Di posisi ke-2 ada Ukh. Ratna, belia hampir sama seperti ukh. Desty, kalem, ramah, sabar dan sangat friendly, mudah bergaul pokoknya. Hampir semua orang kagum sama beliau berdua.
Dan di posisi terakhir alias posisi ke-2 ada Mariska, entah kenapa dia bisa terpilih. Padahal menurutku biasa aja. Ga kalem, gahol, bukan kayak akhwat dh pokonya. *entah kenapa akhir2 ini rasa percaya diri turun drastis, merasa diri ini ga ada bagusnya :'( astaghfirullah...

FUTUR Membuat Iman Luntur

Futur membuat iman luntur,
Futur membuat ibadah jadi kendur,
Futur membuat pikiran jadi nglantur,
Futur oh futur...
Bikin hidup jadi ancur,
Mau apa aja tetep ga teratur,
Bikin hati makin lebur..
-----------------------------------------
yah itulah sepenggal pantun buatan ane tentang futur yang amburadul. Hehe
Sebenernya ini mau ane posting 2 hari lalu tapi malah mostinh yang lain. Dan pas banget hari ini (14.12.13) materi liqo'ku tentang futur.

Setiap orang pasti pernah futur, bahkan Nabi sekalipun. Contohnya aja Nabi Yunus, Nabi Adam, namun beliau cepat berhasil move on dari kefuturannya.
(to be continue)

Hati-Hati dengan Prasangka

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Semoga bermanfaat :)

Renungan...
Berbeda jauh dengan suasana kereta AC pada umumnya,
kereta ekonomi non-AC Jabodetabek yang lumayan panas hawa dalamnya. Penumpang saling dempet berdempet. Kebanyakan berdiri. Saling berusaha menyeimbangkan tubuh agar tidak terbawa godaan gerbong yang kadang berguncang.

~
Seorang eksekutif muda, berdiri di antara mereka. Sesak-sesakan dengan penumpang lain. Pakaiannya adalah jas elegan. Keringat terlihat beberapa tetes. Cukup bersih. Setidaknya, beda jelas dengan lainnya.

~
Lalu, ia membuka HP Tablet Androidnya. Besar. Lebih besar tentu dibanding HP umumnya. Ia memang sedang ada chat penting dengan para donatur. Chat tentang dana untuk membantu orang-orang kebanjiran.

~
Semuanya menoleh padanya atau meliriknya. Apa batin mereka.?

~
Di pintu, ada seorang pemuda lusuh membatin, 'Huh, pamer dia dengan barangnya. Sudah tahu di kereta Ekonomi.'

Di belakang pemuda lusuh itu, seorang pedagang membatin, 'Mentang-mentang sekali HP nya seperti itu dipamerkan. Sudah tahu di kereta Ekonomi.'

Seorang nenek-nenek membatin, 'Orang muda sekarang, kaya sedikit langsung pamer. Naik kereta Ekonomi, pamer-pameran.'

Seorang emak-emak membatin, 'Mudah-mudahan suami saya ga senorak dia. Norak di kereta Ekonomi bukanlah hal terpuji.'

Seorang gadis ABG membatin, 'Keren sih keren, tapi ga banget deh sama gayanya. Kenapa ga naik kereta AC saja kalau mau pamer begituan?'

Seorang pencopet mengintai, 'Ini penghinaan buat gue. Seenggaknya gue ga bakal nilep barang terang-terangan. Nape ni orang ga naek kereta AC aje si? Pamer segala!'

Seorang pengusaha membatin, 'Sepertinya dia baru kenal 'kaya'. Atau dapat warisan. Hhh...andai dia merasakan jerih pahit saya jadi pengusaha; barang tentu saya tidak akan pamer barang itu di kereta Ekonomi. Kenapa tidak naik AC saja sih?'

Seorang ustadz kampung melirik, 'Andai dia belajar ilmu agama, tentu tidak sesombong itu. Urusan pamer, naiklah ke kereta AC.'

Seorang pelajar SMA membatin, 'Gue tau lo kaya. Tapi plis deh, lo ga perlu pamer gitu kalle' ke gua. Gua tuh ga butuh style elo. Kalo lo emang pengen diakuin, lo bisa out dari sini, terus naik kereta AC. Kalo gitu kan, lo bisa pamer abis. Di sono mah comfort gila. Ill feel gue.'

Seorang tentara membatin, 'Nyali kecil, pamer gede-gedean. Dikira punya saya tak segede itu. Kalau mau belagak pamer, pamer sekalian di kereta AC.'

Seorang penderita busung lapar membatin, 'Orang ini terlalu sombong, ingin pamer di depan rakyat kecil. Padahal kereta untuk orang semacam ini adalah kereta AC, bukan kereta ekonomi yang isinya rakyat kecil.'

Seorang mahasiswa di kampus ternama membatin, 'Gue ga tega orang begini idup. Gue agak heran, ni orang nyawanya berape. Belagu amaat! Pengen banget gue usir biar die naik kereta AC aja.'

~
Si eksekutif muda tersenyum. Ia menyimpan Tabletnya di tas. Pikirannya hanya terfokus pada dana. Ia tersenyum   membatin, 'Alhamdulillah, akhirnya para donatur bersedia membantu semuanya. Alhamdulillah. Ini kabar baik sekali.'

~
Lalu, ia sempatkan melihat kantong bajunya. Secarik tiket kereta Ekonomi di dalamnya.

Ia bergumam, 'Tadi sempat tukaran karcis dengan seorang nenek tua yang mau naik kereta sesak ini. Tidak tega saya. Biarlah dia yang naik kereta AC itu. Mudah-mudahan selamat.'

-Persepsi-

Maha benar firman Allah swt yg mengatakan bahwa sebagian besar prasangka itu dosa,,,

Copas Dari grup ODOJ