Kamis, 28 September 2017

REFLEKSI 1/4 ABAD

Umurku memang belum 1/4 abad, namun hampir mendekati itu. Ketika direnungkan ketika umur 1/4 abad, apa yang sudah aku lakukan?
Jika dilihat buku catatan amal, apakah lebih banyak nilai kebaikannya atau nilai merah (keburukannya) ?
Apakah banyak penyesalan atau senyum bahagia yang tampak ketika kita melihat buku 'raport' akhirat kita?

COBALAH MARISKA!

COBALAH UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN YANG MEMBUAT DIRIMU ESOK TIDAK MENYESAL DENGAN APA YANG SUDAH KAMU PERBUAT HARI INI!

LAKUKAN LANGKAH-LANGKAH KECIL YANG BISA KAMU OPTIMALKAN, SUPAYA KAMU BISA BERJALAN LEBIH JAUH; DARIPADA KAMU HANYA TERDIAM DI DALAM RUTINITAS YANG BURUK & TERNYATA KAU SADAR, KAMU HANYA DIAM DI TEMPAT KETIKA TEMAN-TEMANMU SUDAH BERHASIL TIBA DI PUNCAK.

DI DUNIA INI TUGAS KITA BERIBADAH, BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN.
BIARLAH NANTI DUNIA YANG MENGEJARMU DENGAN SENDIRINYA.

Selasa, 05 April 2016

PeDe Berbanding Lurus dengan Attitude dan Kinerja

Well, setelah sekian tahun lamanya tak pernah mencoret apapun disini.. I come back!!!
Setelah kepo-kepoin tulisan-tulisan lamaku, aku merasakan perbedaan yg signifikan. Perbedaan yg lebih baik sih oke bangetlah ya.. Lha ini, perbedaannya malah merosot. Semenjak mengemban amanah dobel-dobel di kampus, maupun diluar kampus; manajemen waktu jadi kacau balau... Alhasil di kelas kurang maksimal, IPK merosot, sama dosen kurang harmonis, rasa percaya diri menurun, minderan, akhirnya yang dulunya visioner, sekarang malah ala kadarnya. hiks T_T
Entah aku harus mulai darimana untuk memperbaiki diriku ini. Kuliah uda berjalan sebulan lebih, harusnya skripsi juga uda jalan; ini malah belum apa-apa. Apalagi semangat dakwah yang dulu menggelora, sekarang kian meredup; amalan juga tak sebanyak dulu. Astaghfirullah..

Kamis, 11 Desember 2014

Pendidikan Anak

بسم الله الرحمن الرحيم
-----------------------------------------

Kemarin malam sempat ngobrol2 sama mami tentang murid2nya di sekolah. Entah mengapa sampe ke pembahasan kekerasan terhadap anak. Ada murid maminya bilang kalau kakaknya yg masih SD dimentor belajar sama ibunya sendiri, jika kakaknya ga bisa jawab soal dari ibunya, kepala si kakak ini dibenturin ke lantai sama ibunya sampai memar/bengkak. Pernah jg murid mamiku ini cerita kalau kakaknya pernah dipukul pakai lidi sampai mata/telinganya berdarah gara2 main terus. Aku ga tau ya itu cerita si muris beneran atau egak, anak TK biasany masih polos & bicara apa adanya yg dia lihat. Wallahu'alam.
Dari situ mamiku bilang nyesel banget karena ketika aku kecil jg bertindak kasar buat didik anak2nya. Lumayan parah memang, sampai2 aku benci banget sama ibuku, sampai dendam jg dulu (tapi itu dulu, sekarang mah aku ga mau lah ya durhaka sama orang tua).

Dari obrolan itu, aku jadi inget cerita mr.ku waktu liqo beberapa pekan yg lalu klo ga salah. Beliau menceritakan sebuah kisah syarat hikmah dari sebuah buku. Ada seorang anak balita klo ga salah, menggambar di mobil ayahnya. Ketika sang ayah tau, si anak ini dipukulin habis2an tangannya. Kemudian anaknya dibiarkan, tidak diobati. Sampai2 si anak demam, orang tuanya menganggapnya demam biasa. Tapi ketika demamnya sudah sangat tinggi & tangannya infeksinya cukup parah, ortunya baru membawa anaknya ke rumah sakit. Namun apa yg dikatakan dokter? Infeksi di tangan si anak sudah parah & harus diamputasi. Mau tak mau si ortu ini mengambil langkah ini, amputasi kedua tangan si anak. Ketika sang anak terbangun, dia bertanya kepada ayah ibunya. "Papah mana tangan adek? Adek pengen gambar lagi. Adek janji ga akan gambar di mobil papah lagi. Kembaliin tangan adek pah mah." (Huaaaa.... air mata langsung keluar ketika aku menceritakan kisah ini ke mami. Mami ikut2an nangis & sepertinya jg makin menyesal karena dulu pernah keras sama anaknya waktu kecil. Wkwk).
Kemudian mami bilang, kamu jangan nikah muda ya, takutnya kayak mami dulu (krn mami nikah umur 20an). Aku mikir, oh gini ya efek kurangnya ilmu mendidik anak. Mami sebelum jadi guru TK kn kagak ngarti tentang psikologi anak. Alhamdulillah sekarang sudah sadar, tinggal akunya yg belum sadar *lhoh*

Semoga kita dikumpulkan kembali di surganya Allah ya cinta (panggilan sayangku ke mami) & semoga aku bisa menghadiahkan jubah surga terbaik untukmu dan papi kelak di akhirat nanti :*
Aku mencintaimu karna Allah, papi mami ({})

Wallahu'alam bishawab.

Senin, 01 September 2014

Tuhan, Maaf, kami sedang sibuk

"Tuhan, maaf, kami sedang sibuk. Kami memang takut neraka, tetapi kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkan kami dari neraka-Mu. Kami memang berharap surga, tapi kami hampir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu.
Tuhan, harap maklumi kami, manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan. Kami benar-benar sibuk, sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu.

Tuhan, harap maklumi kami, hamba2-Mu yang begitu padat rutinitas, sehingga kami sangat kesulitan mengatur jadwal untuk menghadap-Mu.

Tuhan, kami sangat sibuk, jangankan berjemaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda. Jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajiban-Mu yang lima waktu saja sudah memberatkan kami. jangankan puasa senin-kamis, jangankan ayyamul bidh, jangankan puasa nabi Daud, bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh.

Tuhan, maafkan kami, kebutuhan kami di dunia ini masih sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan banyak, sehingga kami kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadi-Mu. jangankan sedekah, jangankan jariah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajib saja sering kali terlupa.

Tuhan, maafkan kami, kekayaan kami belumlah seberapa, kami masih perlu banyak menabung, sehingga kami tidak bisa menyisihkan sebagian rezeki dari-Mu untuk memperjuangan agama-Mu.

Tuhan, maafkan kami, kami tak sempat bersyukur. Jiwa kami begitu rakus. Kami tak berujung puas dengan nikmat-Mu, sehingga kami kesulitan mencari-cari mana karunia-Mu yang layak kami syukuri.

Tuhan, maaf, kami orang-orang sibuk. Bahkan kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkan kami dari nereka-Mu. Kami hampir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu.

Tuhan, urusan-urusan dunia kami amatlah banyak. Jadwal kami masih amatlah padat. Kami amat kesulitam menyempatkan waktu untuk mencari bekal menghadap-Mu. Kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusyuk dalam rukuk, menyungkur sujud, menangis, mengiba, berdoa, dan mendapatakan jiwa sedekat mungkin dengan-Mu.
Tuhan, tolong, jangan dulu Engkau menyuruh Izrail untuk mengambil nyawa kami, karena kami masih terlalu sibuk.

Tuhan, maaf, kami terlalu sibuk. Padahal Engkau memerintahkan kami berwudhu untuk membasuh wajah kami yang telah penat memikirkan dunia. Padahal Engkau meminta kami bertakbir ketika jiwa kami terasa letih menggapai cita. Padahal Engkau perintahkan kami bersujud untuk meregangkan pundak kami yang telah letih memikul amanah.

Tuhan, maaf, selama ini kami terlalu sibuk. Kami terlalu sombong kepada-Mu, seolah kami tak membutuhkan-Mu. mohon cahayai hati kami, guyur jiwa kami dengan hidayah-Mu. Agar jiwa ini tawadhu' di hadapan-Mu. Agar jiwa kami ikhlas menuruti tuntunan-Mu. Agar diri ini tegar di saat yang lain terlempar. Agar jiwa ini teguh di saat yang lain runtuh.

Tuhan, maaf, selama ini kami merasa sok sibuuk. Padahal Engkaulah Yang Maha sibuk. Kami sering kali telat menghadap-Mu, padahal Engkau tak pernah sekali pun telat memberi kami makan dan minum setiap hari. Kami sering kali lupa menunaikan kewajibannku pada-Mu, padahal Engkau tak pernah lupa menerbitkan mentari di pagi hari. Kami sering lalai mengingat-Mu, padahal Engkau tak pernah sekalipun lalai mempergilirkan siang dan malam. Setiap saat keburukan kami naik disampaikan para malaikat-Mu, sementara kebaikan-Mu setiap detik tercurah kepada kami.

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur..." (QS. Al-Baqarah:255)

Buku "Tuhan, Maaf kami sedang sibuk", Ahmad Rifa'i Rif'an

Soto Lamongan Lamper Semarang

بسم الله الرحمن الرحيم
-----------------------------------------

Waktu itu kira-kira H+ beberapa hari lebaran gitu, ane nganterin adek gw ke PMI Semarang buat donor darah soalnya itu hari trakhir donor dapet kaos. Alhasil kita ngatri lama banget, jam 2an kita baru selesai. Padahal kita antri dari jam 9. Alhasil laper sudahlah kami. Ane tanya adek gw mau makan apa, kalau ane kan pengennya soto surabaya tapi belum pernah nemuin soto suarabaya yg semantep di surabaya. Adek gw rekomendasi soto lamongan di daerah Lamper. Langsung cuss deh ane sama adek gw ke warung tsb.

Nama warungnya Soto Ayam Daging Lamongan (dari perematan lamper-pedurungan-gajah langsung masuk ke jalan lamper, itu di kiri jalan sebelum sembatan lamper, kenampakan depan warungnya ada di foto ya). Ane pesen soto ayam, adek gw pesen soto daging. Ane kira ada koya di meja buat nambah2, ternyata cuma yg di mangkok doang. Haha.. Menurut gw sih lumayan, tapi ga semantap surabaya tentunya. Daging & ayamnya dikit menurut ane, tapi enak sih soto dagingnya :D lumayan murah untuk porsi segitu, 7-8ribu buat sotonya, minumnya 2-3ribu, daftar harganya uda ada di foto juga yaa..

Sekian dulu ane review kulinernya ya guys..
See ya ^_^

Minggu, 13 Juli 2014

Misteri Akhir Kehidupan Manusia di Dunia

بسم الله الله الرحمن الرحيم

Dua orang kakak beradik memiliki karakter yg sangat bersebrangan. Sang kakak setiap hari selalu bermaksiat. Hampir tiap malam ia menghabiskan malamnya dengan berjudi, berzina, serta minum-minuman keras di sebuah diskotik. Bertahun-tahun uang hasil kerja kerasnya di siang hari ia habiskan untuk berfoya-foya di malam hari, begitu seterusnya. Sedangkan sang adik adalah seorang ahli ibadah. Tak pernah luput shalat berjamaahnya. Puasa senin kamisnya tak pernah bolong. Ia isi malam-malamnya dengan zikir, membaca Al-Qur'an, serta tahajud. Ia gemar menghadiri majelis taklim. Bertahun-tahun ia melakukan aktivitas itu dengan rutin.

Hingga suatu malam, sang kakak karena kecapean kerja, akhirnya memutuskan untuk libur, tidak pergi ke diskotik. Ia memutuskan untuk beristirahat di rumah. Di tengah malam ia terjaga, keluar dari kamar mandi menuju toilet, tak sengaja ia lihat adiknya shalat. Tanpa sepengetahuan adiknya, ia pun mengamati beberapa lama. Dilihatnya adiknya yg sedang shalat, lalu membaca Al-Qur'an, kemudian shalat lagi. Hati sang kakak terketuk. Ia berpikir, "Ya Allah, aku tiap malam menghabiskan waktuku hanya untuk memuaskan nafsu-nafsu sesaatku. Sementara adikku menghabiskan malamnya dengan ibadah-ibadah yg sekalipun tak pernah kulakukan." Esoknya sang kakak terbesit keinginan yg kuat untuk menyudahi kebiasaan buruknya. Ia memutuskan untuk mendatangi majelis taklim untuk menimba ilmu-ilmu agama yg selama ini ia tinggalkan.

Sementara sang adik justru berpikiran sebaliknya. Sang adik malah berpikir lain, "Tiap malam kuhabiskan waktuku untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan kakak tiap malam bersenang-senang di diskotik. Ah, sekali-kali takapalah kucoba beristirahat dari ibadah. Untuk malam ini saja aku ingin menikmati bagaimana rasanya dunia malam." Akhirnya, malam itu sang adik memutuskan untuk pergi ke diskotik.

Secara mengejutkan, malam itu tiba-tiba terjadi gempa dengan kekuatan besar. Bangunan kebanyakan roboh & rata dengan tanah. Esoknya saat petugas melakukan evakuasi, sang kakak beradik ditemukan di tempat berbeda. Sang kakak meninggal dengan Al-Qur'an di tangannya. Sedangkan sang adik, maninggal tak berbusana di dalam diskotik bersama seorang pelacur. Naudzubillah.

(Sumber: buku HIDUP SEKALI, BERARTI, LALU MATI karya A. Rifai Rif'an)
----------------------------------------------------------------------------------

Ibroh/hikmah yg bisa kita ambil dari kisah diatas yaitu

1. Kita tak pernah tau kapan malaikat Izrail akan datang menjemput kita. Maka dari itu, alangkah baiknya kita mengisi setiap detik kehidupan kita dengan amalan-amalan kebaikan. Ketika terbesit untuk melakukan maksiat, INGAT "bagaimana jika malaikat Izrail menjemput ketika kita sedang bermaksiat?" Kalau kata bunda Darosy, 'mati konyol'.

2. Kita tak berhak menjudge orang tidak baik atau buruk, apalagi kafir. Jangan pula meremehkan orang lain. Bersikap ahsan, berprasangkan baiklah kepada siapapun; karena kita tak pernah tau akhir dari kehidupan seseorang di dunia ini akan dibuat Allah seperti apa.

Wallahu'alam bishwab.

Tuhan, Maaf.. Kami Masih Kotor

بسم الله الرحمن الرحيم

Tuhan, maaf.. hatiku masih kotor
Takwaku sering longsor
Imanku masih pengkor
Syukurku sering ngeloyor
Ikhlasku masih bocor
Jiwaku masih kopyor
Angkuhku masih bongsor
Kalo doa kayak orator
Padahal ibadah jarang setor
Menilai sesama kayak auditor
Sedangkang diri sendiri tak pernah dimonitor
Dalam kebaikan jadi pengekor
Dalam kejelekan jadi pelopor
Maafin Tuhan, ternyata kami masih kotor

(Sumber: buku "Hidup Sekali, Berarti, lalu Mati" karya A. Rifai Rif'an)