Senin, 16 Desember 2013

Jadi Ikhwan kok Cemen?!!!

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Tulisan ini saya buat karena miris melihat keadaan ikhwan sekarang yang tidak "semilitan" dahulu. Semoga tulisan kali ini mendapat taufiq dari ALLAH subhanahu wa ta'ala dan dijauhkan dari bisikan syaithon laknatullah.

Ikhwan kok cemen, pernyataan ini saya lontarkan untuk mengingatkan kepada orang yang mengaku dirinya sebagai "ikhwan" agar kembali meluruskan niat dan bersemangat dalam berdakwah. Hal ini dikarenakan akhir-akhir ini, beberapa kasus saya temukan ikhwan yang bermalas-malasan dalam mengikuti agenda baik itu agenda ibadah seperti kajian, halaqoh, dll maupun agenda jama'ah seperti dauroh, syuro dll. Alasan yang mereka lontarkan pun terkesan "syar'i yang dipaksakan", misalnya tidak enak badan, hujan, ada agenda yang tidak jelas dan beribu alasan lain yang sebenarnya masih bisa di batalkan. Padahal, jika kita mengingat kembali semangat para ikhwan dahulu yang dalam kondisi sakit dan didera hujan pun masih tetap semangat dalam menuntut ilmu. Hal ini didasarkan pada firman ALLAH subhanahu wa ta'ala,
"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan ALLAH. Yang demikian itu adalah lebih baik jika kamu mengetahui." [1]
Bahkan luar biasanya para ikhwan dahulu lebih menyukai menuntut ilmu dalam keadaan yang bersusah payah daripada banyak kemudahan, karena imbalan yang akan ALLAH berikan akan jauh berbeda pada hamba-NYA yang bersusah payah dengan yang bermudah ria dalam rangka bertaqarrub kepada ALLAH.
Oleh karena itu wahai saudaraku yang aku cintai karena ALLAH, tidak malukah kalian kepada para pendahulu kita? Apa yang akan mereka rasakan ketika amanah dakwah yang mereka wariskan ternyata diemban oleh ikhwan-ikhwan yang cemen. Padahal ALLAH telah melebihkan kalian wahai pemuda dari golongan lain, sesuai dengan firman-NYA,
"ALLAH-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudia DIA menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian DIA menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. DIA menciptakan apa yang DIA kehendaki. Dan DIA Maha Mengetahui, Maha Kuasa." [2]
Oleh karena itu wahai ikwah, kobarkan kembali semangat antum semua. Jadilah pribadi ikhwan yang kuat jasmani dan rohaninya, karena pada dasarnya ikhwan yang memiliki fisik dan mental yang kuat akan ALLAH lebihkan jika dibandingkan ikhwan yang lemah apalagi ikhwan yang melemahkan potensi dirinya, sesuai dengan sabda Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam,
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh ALLAH daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada ALLAH, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, "Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain." Akan tetapi katakanlah, "ALLAH telah mentakdirkannya, dan apa yang DIA kehendaki DIAPerbuat." Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan." [3]
Diakhir tulisan ini saya kembali mengajak kepada antum semua yang mengaku ikhwan terutama diri saya pribadi untuk kembali membakar semangat jihad kita, karena jika bukan kita siapa lagi yang akan meneruskan dakwah yang mulia ini. Ingat, menang kalahnya dakwah yang kita perjuangkan tergantung dari kehendak ALLAH subhanahu wa ta'ala, dan tidak mungkin ALLAH mau memenangkan dakwah sedangkan para penyeru-NYA adalah kumpulan "orang-orang yang cemen". Maka dari itu ikhwah fillah, mari bersama kita buktikan bahwa kita layak menjadi generasi terbaik seperti yang ALLAH firmankan,
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada ALLAH. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq." [4]

Semoga bermanfaat, jika ada yang keliru silahkan dikoreksi

Wallahu a'lam

Penulis: Ibnu Thalib bin Ahmad Hasan

Catatan Kaki:
[1]. QS. At-Taubah [9]: 41
[2]. QS. Ar-Rum [30]: 54
[3]. HR. Muslim didalam Kitab al-Qadar, bab. Iman lil-Qadari wal-Idz’aan lahu
[4]. QS. Ali-Imran [3]: 110

Jumat, 13 Desember 2013

Ita Si Gadis Kecil Loper Koran

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
----------------------------

Ba'da magrib, aku mulai menstarter si silver yg ku parkir di samping masjid kampus. Bergegaslah aku untuk pulang karena perut yg sudah lapaaar beud. Haha

Hujan mulai turun, membuat kaca mataku berembun. Hampir saja aku menyerempet anak kecil yang sedang menjajakan korannya kepada pengendara yang sedang berhenti di lampu merah tugu muda depan kampusku. Dia menghampiriku. Tubuhnya yang kecil dan wajahnya yang imut membuatku merasa iba. Tak tega aku melihat anak sekecil itu harus jualan koran saat hujan turun. Sembari aku ambil uang di dompet, aku tanya kepada dia.
Adek namanya siapa? | Ita | Ita? | iya | kelas berapa? | dua (sambil menunjukan 2 jarinya) | wah masih kecil kelas 2 ? | dia hanya mengangguk saja. Mungkin maksudnya umurnya 2 tahun.
Setelah kuberi uang, dia langsung pergi. Sempat ku mengelus kepalanya, tiba-tiba aku teringat sama anak-anak kampung kali binaan si Anin, adik kelasku.

Akankah kita bertemu lagi Ita???
Aku ingin mengenalmu lebih dalam :')
apakah orang tuamu sekejam ortu anak penjual koran di kampung kali?? Semoga tidak.

Senin, 09 Desember 2013

Jodohku?

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
----------------------------

Alhamdulillah akhirnya buka blog again setalah sekian lama tak pernah ku jamah. Hehe.. Dan sekarang sudah enak, bisa ngeblog pake smartphone :D
Waktu mau buka blog rencana mau mosting tentang jodoh, ternyata ada tulisanku sebelumnya jg tentang jodoh tapi belum ku publish.

Tulisanku kali ini terinspirasi dari obrolanku dengan murabbiahku beberapa hari yang lalu. Kami saling sharing tentang tipe-tipe keluarga, termasuk keluarga kami. Ternyata berkeluarga itu tak seindah yang kukira, pasti ada kala pasang surut. Namun setiap keluarga pasti memiliki nilai plusnya sendiri :)

Obrolan yang sangat membuatku tertarik adalah tentang rumah tangga mereka yang hampir 2 tahun iji. Dari mulai proses ta'aruf hingga sekarang, yang awalnya masih belum bisa memenegemen diri (memisahkan urusan pekerjaan dengan pribadi) sampai sekarang yang masih tetep suka nonton film bareng sambil ngakak bahkan mewek bareng. Hihi
Yang buat aku geli juga itu istilah "urun nggo tuku bawang" itu kalimat kiasan bahwa pihak laki-laki mau membantu biaya resepsi pernikahan, karena adat di jawa itu yang menanggung biaya pestas pernikahan adalah pihak perempuan.
Yah pada awalnya murabbiahku sedikit kecewa karena perbedaan prinsip, yang satu akhwat militan yang mengutamakan dakwah atau urusan umat, yang satunya ikhwan yang rada melankolis. Alhasil nangis deh waktu ditinggal kajian, ya maklum juga sih cos ikhwannya kerjaannya padet banget jadi waktu libur pengennya berduaan sama istri. *aiiih bikin envy >_<
Namun disisi lain, ikhwannya adalah orang yang paling dipercaya sama keluarganya. Semua anggota keluarga curhatnya sama dia. Bisa dibilang inilah kelebihan yang sangat jarang ditemukan pada ikhwan-ikhwan yang lain. Cos banyak juga ikhwan yang kaku banget sama istrinya, apa mungkin karena menganggap akhwat itu "makhluk asing" kali yaa? -,- atau bisa juga muamalahnya sama ibu atau saudara perempuannya kurang harmonis, sehingga menyebabkan kurang pekanya ikhwan pada sang istri. Wallahu'alam..
Yah begitulah wanita sukanya berbelok-belok jika ingin mengutarakan keinginannya. Hehe

Hmmm, mereka berdua pasangan yang saling melengkapi satu sama lain dan murabbiahku sangat bersyukur dapat suami yang menyenangkan seperti itu. Kalau suamiku gimana yaa??? Termasuk tipe yang mana?? Bisa ga ya jadi spirit booster, saingan ibadah, imam yang baik bagiku? Gimana keluargaku nanti??

Jadi teringat sama seseorang di kereta. Kalau berkaca sama beliau rasanya malu banget, mendambakan suami yang taat namun diri sendiri belum bisa sepenuhnya taat :'(